Susah sinyal, jalan makadam, penerangan ala kadarnya, dan banyak pepohonan. Itu adalah gambaran di sebuah dusun di Blitar bagian selatan yang berbatasan langsung dengan pantai selatan Jawa.
Bagi orang yang tidak terbiasa lepas dengan genggaman ponsel di tangan, Dusun Banyurip, Desa Ngadipuro, Kecamatan Wonotirto, Kabupaten Blitar bukan tempat yang tepat.
Suara burung berkicau akan lebih sering didengar dibandingkan lalu lalang kendaraan. Rasanya hidup seperti jauh dari hiruk-pikuk duniawi. Dalam bayangan kami, inilah 'slow living'.
Sebuah perjalanan
Perjalanan diawali dari sebuah gubug di Kelurahan Karangtengah, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar. Jam 4 sore, sebuah kendaraan berwarna hitam menemani perjalanan panjang.
Sore itu, 7 Maret 2025, cuaca sedang tidak bersahabat, hujan begitu lebat, namun tiba-tiba reda, begitu terus berulang hingga berjam-jam lamanya. Rintik hujan pun menemani jauhnya perjalanan menuju Blitar bagian selatan.
Ada banyak rute menuju Ngadipuro Wonotirto. Namun, kali ini rute yang dipilih melewati Desa Ngeni, Kecamatan Wonotirto, Kabupaten Blitar. Jaraknya lebih dekat, namun jalannya lebih terjal.
Pada sejumlah titik lokasi, kendaraan berhenti hanya untuk mengabadikan momen. Pertama, Patung Macan Putih. Kedua, Pasar Ngeni. Ketiga, perkebunan kelapa di Gunung Nyamil.
Selama perjalanan, mata serasa dicuci, pemandangan perbukitan ala Blitar bagian selatan begitu memanjakan mata. Puncaknya saat berada di Gunung Nyamil, pemandangan yang tersaji bakal lebih indah.
Slow Living
Situasi berubah saat azan Magrib berkumandang. Suasana seperti kembali ke zaman 90 an saat masuk wilayah Ngadipuro. Tenang dan membawa nostalgia ke masa dua dekade silam.
Warga setempat juga menyambut kedatangan kami dengan ramah dan terbuka. Seolah-olah kami sudah saling mengenal lama. Sesampainya di rumah tokoh setempat, kami disambut dengan hangat.
Segelas kopi dengan kacang rebus menjadi sajian pada Magrib itu. Obrolan kami mengalir hingga azan Isya tiba, saatnya tuan rumah bergegas ke musala untuk menunaikan ibadah.
Selama jalannya malam, kami asyik mengobrol di luar rumah. Maklum sinyal susah, tidak ada pilihan lain selain intens berkomunikasi satu sama lain.
Memang PMII Blitar sedang memiliki hajat bertajuk PMII Mengabdi. Kegiatan bakti sosial menjadi kegiatan utama dalam rangkaian tersebut.
Begitulah gambaran saat tinggal yang jauh dari hiruk-pikuk perkotaan. Bagi Anda yang punya nyali, tempat ini bisa dicoba untuk menjajal 'slow living'.
0 Komentar