Saya diberikan kesempatan untuk menyampaikan materi kepada kawan-kawan PMII Rayon Ekonomi Unisba Blitar, Ahad 9 April 2023, pada sore hari yang cukup cerah di rumah Nanda Puspitasari di Talun, Kabupaten Blitar.
Teringat dahulu waktu saat saya seperti mereka, pada posisi baru bergabung dengan PMII. Saya gabung PMII pada tahun 2018, tepatnya di Bulan Oktober bersamaan dengan momentum Hari Sumpah Pemuda.
Ketua PMII Rayon Ekonomi Unisba Blitar, Lina Estianingrum meminta kepada saya untuk mengisi materi ke-PMII-an. Materi dasar yang harus dipahami oleh semua anggota dan kader PMII.
Menyampaikan materi saat bulan puasa memiliki tantangan tersendiri. Kalau haus dan lapar harus bersabar, begitu juga dengan emosi yang harus dikontrol dengan baik.
Kawan-kawan yang mengikuti kegiatan jumlahnya tidak banyak, sekitar 10 orang. Mereka adalah mahasiswa dari Fakultas Ekonomi Unisba Blitar. Tempat saya dulu kuliah, tapi berbeda fakultas.
Kepada mereka, saya menyampaikan pentingnya memahami organisasi PMII yang menjadi tempat mereka berprofesi. Mereka harus memahami, PMII ibarat rumah yang dihuni.
Oleh karenanya, sebagai seorang yang mendiami rumah tersebut harus paham apa saja yang ada di dalam rumah dan apa fungsi perabotan yang ada di dalamnya.
Untuk mempermudah pemahaman, tidak lupa juga saya sampaikan studi kasus, agar mudah dipahami. Tentunya studi yang dilakukan relevan dengan yang mereka alami.
Sebagai contoh kampus dan daerah mereka berasal. Saya sampaikan, setiap kampus apabila setiap daerah memiliki karakteristik masing-masing. Sudah barang tentu punya karakter yang berbeda.
Apabila ditarik ke Fakultas Ekonomi Unisba Blitar dan wilayah Blitar Raya juga demikian. Harus dilihat kebanyakan mahasiswa yang kuliah di Unisba Blitar adalah mahasiswa lokal atau pendatang.
Selain itu, apabila mahasiswa lokal harus dilihat, bagaimana perizinan saat ikut kegiatan pada malam hari, bagaimana setiap hari mereka kuliah.
Bagi saya, itu adalah masalah sepele yang sering diabaikan oleh pengurus. Mereka terlalu berangan-angan terlalu tinggi hingga lupa keadaan yang dihadapi.
Terakhir, saya berpesan kepada mereka, ber-PMII itu tidak usah terlalu kaku. Aturan yang ada di PMII bisa dibuat lentur tidak harus saklek. Sesuaikanlah dengan kebutuhan, tuntutan, dan perkembangan zaman.
0 Komentar