Forum tertinggi kedua di PMII, yakni Musyawarah Pimpinan Nasional (Muspimnas) PMII di Tulungagung berjalan tidak sesuai harapan. Ada beberapa kesalahan yang harusnya tidak perlu dilakukan oleh penyelenggara.
Sejak hari pertama dibuka, sudah ada bibit-bibit forum bakal berlangsung tidak baik-baik saja. Saat pembukaan berlangsung, peserta Muspimnas saling lempar kursi satu sama lain.
Selain itu, pada grup WhatsApp peserta pun, keluhan juga datang beberapa kali. Mereka mengeluhkan fasilitas konsumsi yang disediakan oleh panitia. Lauknya terlalu sedikit, rasanya juga kurang enak bagi sejumlah peserta.
Persoalan yang lain adalah penjemputan bagi peserta yang berasal dari luar daerah. Sebagain dari mereka ditelantarkan karena tidak ada yang mengurusi.
Kompleksitas permasalahan itu semakin komplit, saat hari di mana sidang pleno digelar. Forum yang harusnya digelar Minggu, 20 November 2022 pada pukul 9 pagi, hingga tulisan ini dinaikkan (Minggu sore) tak kunjung menemukan kejelasan.
Para peserta yang berasal dari berbagai daerah di Nusantara akhirnya memilih jalan lain. Mereka memenuhi warung-warung kopi yang berada di wilayah UIN Tulungagung.
Dalam obrolan di warung kopi, tidak ada bahasan lain selain menyoroti gelaran acara. Kesalahan dari panitia mereka kritisi sembari berbincang dengan obrolan khas anak muda.
Sebenarnya, kalau diturut ke belakang, permasalahannya ada pada persoalan elementer, yakni komunikasi yang tidak dijalankan dengan baik. Tidak sedikit yang bertanya-tanya 'ini peserta harus ngapain'
Karena itu tidak ada kata lain selain berbenah bagi PB PMII terkhusus penyelenggara, karena keruwetan Muspimnas PMII di Tulungagung.
Kader-kader PMII berharap kejadian seperti ini tidak terulang kembali, agar PMII bisa terus berkembang ke arah yang lebih maju. Bukan hanya berhenti di tempat.
Di Kantin Bu Ikah, UIN Tulungagung, Minggu 20 November 2022 saat menunggu sidang dibuka
0 Komentar