Dalam sebuah wawancara yang dilakukan sutradara film Jagal-The Act of Killing, Joshua Oppenheimer kepada pimpinan Pemuda Pancasila, Joshua bertanya dari mana pendanaan ormas para militer tersebut.
Lalu pimpinan Pemuda Pancasila menjawab, pendanaan mereka berasal dari judi, night club, lalu dari pengamanan di supermarket terdekat.
Kemudian juga berasal dari penyelundupan, seperti ilegal fishing, ilegal logging, ilegal gambling, "Pengusahanya kita peras kalau gak mau bayar," katanya seperti dalam film.
Ormas yang didirikan salah satunya oleh Jenderal Abdul Haris Nasution pada 28 Oktober 1959 memang mempunyai basis massa yang besar. Mereka menyebar seantero Indonesia.
Dalam slogan yang sering disampaikan, mereka menyuarakan Pancasila Abadi. Namun, seringkali apa yang dilakukan oleh ormas ini bertolak belakang dengan nilai-nilai Pancasila.
Tidak jarang masyarakat menganggap Pemuda Pancasila sebagai preman yang diseragami. Itu diungkapkan karena melihat kelakuan dari Pemuda Pancasila.
Ormas yang bersifat para militer tentunya tidak hanya Pemuda Pancasila saja, masih ada ormas-ormas yang lain. Sebagai contoh ada Banser, Menwa, ataupun ormas yang lain.
Pemerintah sudah sepatutnya memberikan pengawalan agar ormas-ormas tersebut tetap berada pada landasan aturan yang jelas. Mereka tidak dihalalkan untuk berbuat sewenang-wenang.
0 Komentar