Saya adalah tipe orang yang berganti-ganti rokok yang dihisap. Entah itu rokok kretek ataupun rokok filter.
Saat ini rokok yang sering saya hisap adalah rokok Dua Dewi. Rokok yang berasal dari Tulungagung. Kalau kata teman saya seperti itu.
Keunggulan rokok kretek ini dibandingkan rokok kretek yang lain adalah soal rasanya. Ada semacam wangi harum tersendiri.
Dengan harga yang relatif murah, yakni hanya 8 ribu, kita sudah bisa menghisap rokok yang satu ini.
Harga yang relatif murah itu juga membuat kantong tidak mudah kering. Berbeda dengan rokok kretek yang lain.
Kita ambil contoh rokok Dji Sam Soe. Rokok yang satu ini punya harga di sekitar 19 ribu. Dua kali lipat lebih dibandingkan rokok Dua Dewi.
Kalau dibandingkan rokok Dua Dewi, tentu Dji Sam Soe rasanya lebih enak. Maklum tembakau yang digunakan juga lebih berkualitas.
Rokok Dua Dewi juga merupakan solusi apabila kita merokok secara berjamaah. Artinya satu bungkus rokok dihisap bersama-sama.
Bayangkan kalau yang di rokok itu adalah rokok Dji Sam Soe, pasti harus mengeluarkan biaya ekstra saat merokok bersama-sama.
Namun permasalahannya, rokok Dua Dewi sangat jarang ditemukan di pasaran. Rokok ini hanya dijual di toko-toko tertentu.
Bagi para penggemar rokok Dua Dewi, terkadang harus pergi ke tempat yang lumayan jauh hanya untuk membeli satu bungkus rokok yang bungkusnya berwarna hijau ini.
Ngomong-ngomong, di Tulungagung selain ada rokok Dua Dewi, wilayah ini juga punya rokok yang sudah punya nama di pasarannya.
Rokok yang dimaksud adalah rokok Fajar Berlian. Harganya sebelas dua belas dengan Rokok Dua Dewi.
Oo iya, tulisan ini bukan bermaksud mempromosikan merek tertentu. Ini hanya sebatas saya berbagi pengalaman tentang sebuah rokok.
0 Komentar