Minggu malam, 31 Juli 2022, saya kaget mendengar kabar di sebuah grup WhatsApp yang saya ada di dalamnya. Ada seorang teman mengirimkan pesan, bahwa Fahrudin pingsan.
Saya pikir dia hanya kelelahan akibat rangkaian aktivitas padat yang dilakukan. Ataupun penyakit lain yang tidak parah.
Namun, selang beberapa detik, saya kaget. Ada pesan baru di grup tersebut, bahwa Fahrudin baru saja pulang untuk selama-lamanya.
Seketika, ucapan belasungkawa dikirimkan satu persatu kolega yang ada di dalam grup. Grup yang biasanya berisi guyonan menjadi penuh kesedihan.
Saya menganggap, sangat jarang orang seperti Fahrurudin. Penuh humor, orangnya supel, dan murah hati.
Saat bertemu dengan dia, pasti kita akan mudah tertawa. Suasana pembicaraan menjadi cair dan tidak tegang.
Mengesampingkan keahliannya dalam dunia jurnalistik, Fahrurudin juga merupakan seorang pengajar di salah satu sekolah setingkat SD di Blitar.
Selamat jalan Fahrurudin.
Postingan
0 Komentar