Berbeda dengan Hari Raya Idul Fitri 1443 H, kali ini dua ormas Islam di Indonesia, yakni NU dan Muhammadiyah berbeda waktu perayaan Idul Adha.
Sebenarnya, hal seperti ini sudah terjadi sejak zaman dahulu. Tidak kali ini saja.
Secara metode untuk menentukan penanggalannya pun juga berbeda. NU menggunakan rukyatul hilal. Sedangkan Muhammadiyah menggunakan hisab.
Tidak ada yang salah terhadap keduanya, karena sama-sama punya landasan yang jelas.
Yang indah dari perbedaan penentuan hari raya adalah toleransi yang selalu tercipta.
Tidak ada saling menghujat, ataupun melakukan penghadangan orang beribadah.
Di desa-desa, orang Muhammadiyah yang mengumandangkan takbir terlebih dahulu juga tetap merasa khusyuk karena tidak ada yang mengganggu.
Begitupun keesokan harinya. Jamaah Muhammadiyah tetap bisa Sholat Ied dengan nyaman.
Saat orang NU, yang menjadi mayoritas merayakannya lebih akhir satu hari, mereka tetap mengedepankan toleransi.
Toleransi itu diberikan bukan hanya kepada umat Islam yang berbeda organisasi, melainkan juga kepada yang berbeda kepercayaan.
0 Komentar