Kalau menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), menulis adalah proses untuk membuat huruf dengan pena ataupun alat tulis yang lain.
Seiring berkembangnya zaman, tidak perlu repot repot lagi untuk menulis. Sekarang sudah bisa menggerakkan jemari untuk mengetik huruf demi huruf.
Bagi saya, menulis/mengetik adalah lebih dari sekadar membuat huruf demi huruf. Menulis adalah proses untuk melawan.
Menulis adalah proses untuk melawan kemalasan yang sering datang kapanpun, dimanapun, tanpa diundang.
Meskipun terkadang jari-jemari sangat berat untuk digerakkan, tapi saat dibumbui semangat perlawanan, huruf demi huruf akan terbentuk.
Lama-lama saat jari dipaksa, bukan lagi soal kemalasan semata yang dilawan, tapi juga soal kebodohan, dan kemapanan.
Sebagai insan yang berakal, kita dituntut untuk tidak bodohKita harus bisa mempergunakan akal untuk berpikir.
Dengan tulisan, semakin membuat akal bekerja lebih keras. Dengan harapan ke depan sudah terlatih untuk diajak berpikir.
Soal kemapanan, menurut saya adalah haram bagi seorang pemuda. Apabila pemuda sudah merasa mapan. Karena mereka tidak ada lagi tuntutan untuk berkembang.
Sehingga, pemuda harus terus merasa haus terhadap pengetahuan dan kemampuan. Dengan demikian bekalnya semakin banyak untuk masa depan.
0 Komentar