Belajarlah dari Bulan

Belajarlah dari Bulan
Sesuatu yang kita kerjakan harus diketahui oleh orang lain. Kebaikan yang kita lakukan harus disaksikan oleh orang lain. Peran yang kita berikan harus diakui oleh orang lain.

Tiga kalimat di atas mungkin menjadi sebuah keharusan bagi sebagian orang. Mereka mengira bahwa orang lain harus mengetahui segala sesuatu yang kita lakukan.

Terutama sesuatu yang berbau kebaikan. Kalau yang buruk buruk orang lain tidak perlu tahu. Apalagi sebuah aib yang sangat tabu untuk diketahui orang lain.

Memang, tidak ada salahnya apabila kita menemukan orang orang seperti. Yang salah adalah orang yang tidak berbuat kebaikan sama sekali.

Tapi juga perlu diketahui bahwa tidak semua kebaikan itu harus diperlihatkan kepada orang lain. Kita harus mempertimbangkan banyak hal sebelum orang lain tahu.

Kita juga harus mempertimbangkan dampak yang akan diterima apabila orang lain tahu hal tersebut. Sehingga kita tidak kaget saat menerima konsekuensinya.

Kita harus mengetahui siapa yang kita beri tahu. Sebab, tidak semua orang kepo terhadap apa yang sudah kita lakukan.

Kalau tidak seperti itu, bisa jadi, kebaikan yang kita perlihatkan malah mempunyai dampak negatif terhadap orang lain, ataupun perkumpulan yang kita ikuti.

Dengan demikian, kita harus memilih mana yang perlu diketahui orang lain dan mana yang tidak perlu diketahui oleh orang lain.

Atau yang lebih amannya, kebaikan itu tidak perlu diperlihatkan. Cukup diri kita dan Tuhan yang tahu. Memang itu sulit. Tapi, bukan berarti tidak bisa dilakukan.

Mungkin kita juga bisa mencontoh bulan. Salah satu makhluk Tuhan itu tersebut tidak pernah meminta apapun dari manusia. Jasanya luar biasa. Tetapi, diacuhkan oleh manusia.

Bulan setiap malam menyinari belahan bumi dengan sinarnya. Keindahannya tidak Seindah bintang yang ada di langit. Tapi, sinarnya bisa membantu menyinari belahan bumi.

Posting Komentar

0 Komentar