Tentang Es Kopi Susu

Tentang Es Kopi Susu
Es Kopi Susu
Siang itu di kala terik matahari bersinar terang menderang, angin berhembus pelan sepoi-sepoi. Ditambah lagi nuansa kota yang tenang. Terpikirkan di dalam benak: sepi sekali.

Mampirlah di sebuah tempat nongkrong (cangkruk). Siapa tahu bisa menjadi teman saat sepi. Masukklah lokasi yang dituju.

Menu pesanan disodorkan pelayan, sambil berkata "Pesan apa mas?"

Awalnya bingung mau memesan apa, apalagi baru pertama kali pergi ke tempat tersebut. Akhirnya daripada lama-lama langsung saja terucap dari mulut "Es kopi susu mas" kataku.

Oo iya, saya juga memesan air mineral. Ya siang itu terik sekali, tidak lengkap rasanya tanpa memesan air mineral sebagai penuntas rasa dahaga.

Saya cari tempat duduk yang ada stop kontaknya. Maklum, baterai di handphone sudah sekarat dayanya. Butuh diisi ulang agar bisa digunakan lagi.

Selain itu, juga butuh untuk laptop. Maklumlah mahasiswa semester akhir yang sedang mengerjakan laporan akhir untuk syarat kelulusan.

Sambil menunggu pesanan datang, pikiran ini liar membayangkan banyak hal. Bahkan kejadian yang sudah terjadi pun tak luput untuk dipikirkan.

Kemudian saat pesanan yang ditunggu tiba, langsung terpikirkan terkait menu yang dipesan. Terbayangkan spesialnya es kopi susu bagi saya. 

Tiba-tiba terpikir, es yang dingin itu melambangkan kedinginan, pas di kala sedang keletihan fisik maupun pikiran. Pendek kata bisa menenangkan.

Kemudian putihnya susu di dalam kopi susu bagi saya kesucian hidup ini. Sebuah anugerah manusia sebagai makhluk paling sempurna.

Tapi, warna hitam pada kopi yang tak boleh dilepaskan, bahwa hidup ini terkadang juga penuh kepahitan yang tidak bisa dilepaskan.

Baik es, susu, maupun kopi berada dalam satu gelas yang bernama 'kehidupan'

Posting Komentar

0 Komentar