Ilustrasi Hidroponik. (pixabay.com) |
TEKNIK
BUDIDAYA PERTANIAN MELALUI HIDROPONIK
MAKALAH
Oleh:
Dicky Fadila
18102210005
UNIVERSITAS
ISLAM BALITAR BLITAR
FAKULTAS
PERTANIAN
PROGRAM
STUDI AGROTEKNOLOGI
BLITAR
2022
KATA PENGANTAR
Laporan mengenai Budidaya Hidroponik akirnya selesai juga
saya kerjakan. Hal itu tidak lepas dari izin Tuhan Yang aha Esa. Saya sebagai
penulis, mengucapkan puji syukur atas Kehadirat-nya, dan semoga apa yang kami
lakukan kali ini medapat ridho-Nya. Tak lupa saya mengucapkan terima kasih
kepada kedua orang tua saya yang telah memdukung untuk menyelesaikan studi.
Saya juga mengucapkan terim kasih kepada jajaran dosen Fakultas Pertanian yang
selalu membimbing dengan baik.
Tulisan yang saya tulis ini memang tidak terlalu panjang,
terkesan seadanya. Secukupnya. Tapi saya menuliskan ini dengan harapan bisa
dipahami dengan baik. Saya berharap makalah terkait hidroponik ini dapat
memberikan manfaat bagi pembacanya.
Terakhir, saya memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila
selama menempuh perkuliahan banyak kesalahan yang saya perbuat. Kritik dan
saran yang saya terima akan dijadikan bahan intropeksi diri, sehingga apa yang
akan dilakukan berikutnya bisa lebih baik lagi.
Blitar, 24 Februari 2022
penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dunia sudah semakin canggih dengan teknologi-teknologi
yang sangat membantu manusia dalam beraktivitas, bahkan dari segi pemenuhan
pangan. Namun, hal yang masih selaras dengan perkembangan teknologi yaitu
perkembangan jumlah kelahiran manusia, sehilngga semakin berkurangnya lahan
untuk pemenuhan dalam segi penanaman bahan pangan, melainkan lahan sudah banyak
diperuntukkan lahan pemukiman, dan bahkan juga yang kita lihat dewasa ini,
yaitu pembukaan lahan untuk menanam tanaman yang bukan bahan pangan pokok,
melainkan hanya untuk memperkaya diri.
Bagaimana kita sebagai manusia yang masih ingin
memenuhi kebutuhan pangan menghadapi lahan tanam yang semakin berkurang?
Zaman yang serba modern ini bertanam tak lagi
harus menggunakan tanah. Berbagai metode bercocok tanam bisa digunakan bagi
yang ingin menekuninya. Salah satunya adalah bertanam secara hidroponik.
Hidroponik sendiri adalah suatu cara bertanam tanpa media tanah. Ketika
dihadapkan pada masalah yang di hadapi di dunia berkaitan dengan produksi
pangan, berkebun dengan sistem hidroponik (hydroponic system) menawarkan solusi
yang menjanjikan. Di negara-negara miskin di mana tanah atau iklim tidak ramah
terhadap pertanian, hidroponik menawarkan cara untuk menumbuhkan tanaman pangan
dengan mudah. Juga, di daerah dimana tanah telah kehilangan nutrisi atau tanah
subur sulit didapat, hidroponik dapat menjadi alternatif ideal untuk bercocok
tanam.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kilas balik awal mula teknik budidaya
Hidroponik?
2. Apa pengertian hidroponik serta bagaimana
penjelasannya?
3. Apa sajakah Teknik budidaya Hidroponik yang
ada?
4. Faktor-faktor apa yang perlu diperhatikan
dalam teknik budidaya hidroponik?
5. Bagaimana prospek teknik budidaya hidroponik
ini didalam bisnis?
6. Bagaimana teknik budidaya hidroponik terhadap
sayuran?
1.3. Tujuan Penulisan Makalah
1. Mengetahui awal mula teknik budidaya
hidroponik.
2. Mengetahui pengertian hidroponik serta
penjelasan mengenai hidroponik.
3. Mengetahui macam-macam teknik budiadaya
hidroponik.
4. Mengetahui faktor-faktor yang perlu
diperhatikan dalam teknik budidaya hidroponik.
5. Mengetahu prospek teknik budidaya hidroponik.
6. Mengetahui penerapan teknik budidaya
hidroponik terhadapa sayuran.
1.4. Metode Penulisan
Penulis menggunakan metode penyaringan
terperinci dari berbagai sumber / jurnal di Internet. Dengan cara menyeleksi
beberapa definisi dari hidroponik dan lainnya. Dalam metode ini penulis membaca
buku-buku yang berkaitan dengan penulisan makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Hidroponik
Hidroponik merupakan metode bercocok tanam tanpa
tanah. Bukan hanya dengan air sebagai media pertumbuhannya, seperti makna
leksikal dari kata hidro yang berarti air, tapi juga dapat menggunakan
media-media tanam selain tanah seperti kerikil, pasir, sabut kelapa, zat
silikat, pecahan batu karang atau batu bata, potongan kayu, dan busa.
Mungkin, bagi sebagian besar orang tidak akan
percaya di antara ratusan tomat yang dimakan tidak tumbuh di atas tanah
melainkan di air. Seperti percobaan yang yang dilakukan salah satu bapak
hidroponik, Dr.W.F.Gericke dari Universitas California pada tahun 1930-an.
Latar belakang Gericke meneliti sistem hidroponik ini, karena ia melihat luas
tanah di sekelilingnya terasa semakin menciut untuk ditumbuhi berbagai tanaman
Hasil penelitiannya yang mudah dan praktis ini
pun cepat diketahui se-antero Amerika. Bahkan tentara-tentara Amerika yang
dinas di pulau-pulau gersang dan terisolasi pun ikut menumbuhkan tanaman
sayuran di ruang tertentu dengan menggunakan sistem hidroponik. Begitu pula di
Jepang, yang didirikan segera setelah Perang Dunia II berakhir untuk persediaan
makanan bagi tentara pendudukan Amerika.
Sejak saat itu, banyak dibuat unit hidroponik
yang berskala besar di Meksiko, Puerto Rico, Hawaii, Israel, Jepang, India, dan
Eropa. Dan lebih kompleks lagi, hidroponik dijadikan sebagai bisnis besar dan
diselenggarakan projek riset terhadapnya, juga banyak berdiri
perusahaan-perusahaan yang menaruh perhatian pada bidang bercocok tanam paling
logis di bumi dengan penduduk yang terus bertambah.
Menurut Nicholls (1986), semua ini dimungkinkan
dengan adanya hubungan yang baik antara tanaman dengan tempat pertumbuhannya.
Elemen dasar yang dibutuhkan tanaman sebenarnya bukanlah tanah, tapi cadangan
makanan serta air yang terkandung dalam tanah yang terserap akar dan juga
dukungan yang diberikan tanah dan pertumbuhan. Dengan mengetahui ini semua, di
mana akar tanaman yang tumbuh di atas tanah menyerap air dan zat-zat vital dari
dalam tanah, yang berarti tanpa tanah pun, suatu tanaman dapat tumbuh asalkan
diberikan cukup air dan garam-garam zat makanan.
Manipulasi yang dapat dilakukan selain perlakuan
di atas adalah pengontrolan. Dengan perawatan rutin (sehari hanya memakan waktu
maksimal 20 menit), kita dapat menikmati bermacam buah-buahan, sayur-sayuran,
dan rempah-rempah tanaman obat.
Metode hidroponik “mengizinkan” orang-orang yang
tinggal di rumah dengan halaman yang sempit dan juga siswa yang bertempat di
tempat kos untuk menikmati buah dari tangan dingin di tempat sendiri. Karena,
itu tadi, tidak perlu tanah! Keuntungan yang diperoleh pun cukup berlimpah.
Pada bidang tanah yang sempit dapat ditumbuhi lebih banyak tanaman dari yang
seharusnya. Lantas hasil tanaman buah dapat menjadi lebih masak dengan cepat
dan lebih besar. Air dan pupuk dapat lebih awet karena dapat dipakai ulang.
Nicholls (1986) menambahkan pula, hidroponik memungkinkan kita untuk mengatur
tanaman lebih teliti dan menjamin hasil yang baik dan seragam.
Setelah ribuan tahun manusia menetap di muka bumi,
dan seiring waktu yang terus berjalan, dunia makin kecil dengan bertambahnya
populasi bumi yang melaju cepat. Tidak dapat dibayangkan jika Tuhan tidak
memberi kita otak atau akal. Apa yang akan terjadi dengan dunia? Tanah makin
sedikit, banyak yang dirombak untuk dibangun rumah-rumah masyarakat. Populasi
tumbuhan pun semakin berkurang.
Di sisi lain, sekarang sedang maraknya
bioteknologi di berbagai bidang, salah satunya bidang pertanian. Setelah
melakukan berbagai penelitian, bioteknologi merupakan satu jalan menuju
kesejahteraan manusia mengingat lahan pertanian Asia yang semakin kecil. Adapun
tanaman-tanaman yang berhasil dimutasikan gennya (transgenik) adalah kapas,
jagung, buah-buahan yang memang menjadikan kualitasnya lebih baik, tahan hama
penyakit, dan hasilnya pun lebih banyak. Namun bioteknologi tidak semulus
kelihatannya, banyak pihak, terutama dari perkumpulan lingkungan hidup semacam
Greenpeace, percaya tanaman transgenik justru akan mengembangkan virus penyakit
yang lebih kebal.
Adanya bahaya hipotetik pada tanaman kapas, dan
seperti yang dikatakan Setyarini (2000), jagung transgenik akan dimakan hewan
unggas. Dalam rantai makanan, unggas tersebut akan dimakan manusia. Yang sangat
dikhawatirkan adalah dalam unggas tersebut terdapat genetically modified
organism (GMO) yang efeknya cukup riskan dalam tubuh manusia.
Masalah lainnya adalah potensinya dalam
mengganggu keseimbangan lingkungan antara lain serbuk sari jagung di alam dapat
mengawini gulma-gulma liar, sehingga menghasilkan gulma unggul yang sulit
dibasmi.
Meskipun tanaman transgenik memiliki kehebatan
yang menakjubkan, berkualitas tinggi, kebal terhadap serangan hama hingga
petani tidak perlu menyemprot pestisida, serta meningkatkan swasembada pangan
tanaman, dan sebagainya, namun kita tetap harus mempertimbangkan kemungkinan
besar lain, yang tidak kalah penting hingga berpengaruh terhadap keseimbangan
alam dan kesehatan kita. Karena hal ini pun, sepertinya metode hidroponik
merupakan alternatif paling aman. Dan mungkin hidroponik ini tidak akan menarik
jika sistem tanah memiliki kualitas yang baik, konsisten, dan semua penanaman
cukup berinteraksi dengan tanah.
Tinggal dalam apartemen yang paling kecil
sekalipun tidak menutup kemungkinan kita dapat menanam bunga, buah, dan
sayur-sayuran. Untuk mencapainya dapat dilakukan dengan sistem hidroponik dalam
pot yang kecil-kecil. Intinya, saat ini bercocok tanam dengan hidroponik
menjadi alternatif paling realistis jika hidup di kota.
Jika kita sudah menaruh perhatian untuk
menumbuhkan tanaman dengan hidroponik, pengontrolan adalah hal yang penting
dilakukan. Komposisi pupuk, pemberian insektisida yang cukup (meskipun tak
perlu yang manjur, karena hama penyakit tanaman dari tanah tidak ada atau
sedikit saja di media bukan tanah), kesterilan media dan pengairan secara
teratur harus disorot. Namun pada hidroponik juga memiliki kelemahan, apalagi
jika mengabaikan sistem pengontrolan. Menanam di udara terbuka mendatangkan
persoalan baru yaitu kondisi cuaca yang selalu berubah.
2.2. Pengertian dan Penjelasan Tanaman Hidroponik
(Pengertian dan Penjelasan Tanaman Hidroponik) –
Hidroponik (latin; hydro = air; ponos= kerja) adalah suatu metode bercocok
tanam tanpa menggunakan media tanah, melainkan dengan menggunakan larutan
mineral bernutrisi atau bahan lainnya yang mengandung unsur hara seperti sabut
kelapa, serat mineral, pasir, pecahan batubata, serbuk kayu, dan lain-lain
sebagai pengganti media tanah.
Tanaman hidroponik bisa dilakukansecara
kecil-kecilan di rumah sebagai suatu hobi ataupun secara besar-besarandengan
tujuan komersial. Beberapa kelebihan tanaman dengan sistim hidroponik ini
antara lain:
· Ramah lingkungan karena tidak menggunakan
pestisida atau obat hama yang dapat merusak tanah, menggunakan air hanya 1/20
dari tanaman biasa, danmengurangi CO2 karena tidak perlu menggunakan kendaraan
atau mesin.
· Tanaman ini tidak merusak tanah karena tidak
menggunakan media tanah danjuga tidak membutuhkan tempat yang luas.
· Bisa memeriksa akar tanaman secara periodik
untuk memastikan pertumbuhannya
· Pemakaian air lebih efisien karena penyiraman
air tidak perlu dilakukansetiap hari sebab media larutan mineral yang
dipergunakan selalu tertampung didalam wadah yang dipakai
· Hasil tanaman bisa dimakan secara keseluruhan
termasuk akar karena terbebasdari kotoran dan hama
· Lebih hemat karena tidak perlu menyiramkan air
setiap hari, tidakmembutuhkan lahan yang banyak, media tanaman bisa dibuat
secara bertingkat
· Pertumbuhan tanaman lebih cepat dan kualitas
hasil tanaman dapat terjaga
· Bisa menghemat pemakaian pupuk tanaman
· Tidak perlu banyak tenaga kerja
· Lingkungan kerja lebih bersih
· Tidak ada masalah hama dan penyakit tanaman
yang disebabkan oleh bakteri, kulatdan cacing nematod yang banyak terdapat
dalam tanah
· Dapat tanam di mana saja bahkan di garasi dan
tanah yang berbatu
· Dapat ditanam kapan saja karena tidak mengenal
musim
Beberapa tanaman yang sering ditanam secara
hidroponik, adalah sayur-sayuran seperti bak choy, brokoli, sawi, kailan,
bayam, kangkung, tomat, bawang, bahkanstrowbery, dll. Tanaman demikian sering
menjadi pilihan utama kaum vegan/vegetarianyang sangat memperhatikan proses
suatu tanaman apakah terdapat pembunuhanmakhluk hidup, tercampur unsur kimiawi,
konservasi lingkungan dan usahapenghijauan.
2.3. Teknik Hidroponik
Terdapat dua teknik utama dalam cara bercocok
tanam hidroponik. Yang pertama menggunakan larutan dan satunya menggunakan
media. Metode yang menggunakan larutan tidak membutuhkan media keras untuk
pertumbuhan akar, hanya cukup dengan larutan mineral bernutrisi. Contoh cara
dalam teknik larutan yang umum dipakai adalah teknik larutan statis dan teknik
larutan alir. Sedangkan untuk teknik media adalah tergantung dari jenis media
yang dipergunakan, bisa berupa sabut kelapa, serat mineral, pasir, pecahan batu
bata, serbuk kayu, dan lain-lain sebagai pengganti media tanah.
Terlepas dari teknik yang diterapkan, kebanyakan
tempat talangan hidroponikterbuat dari plastik, tapi bahan lain juga bisa
dipakai termasuk bak beton, kaca, baja, kayu dan bahan solid lainnya. Tempat
penampungan harus dijauhkan daricahaya guna mencegah pertumbuhan lumur di dalam
air bernutrisi yang telah diisi.
Berikut uraian beberapa teknik hidroponik yang sering dipakai.
Teknik Larutan Statis
Teknik ini telah lama dikenal, yaitu sejak
pertengahan abad ke-15 olehbangsa Aztec. Dalam teknik ini, tanaman disemai pada
media tertentu bisa berupaember plastik, baskom, bak semen, atau tangki.
Larutan biasanya dialirkansecara pelan-pelan atau tidak perlu dialirkan. Jika
tidak dialirkan, makaketinggian larutan dijaga serendah mungkin sehingga akar
tanaman berada di ataslarutan, dan dengan demikian tanaman akan cukup
memperoleh oksigen. Terdapatlubang untuk setiap tanaman.
Tempat bak bisa disesuaikan dengan
pertumbuhantanaman. Bak yang tembus pandang bisa ditutup dengan aluminium foil,
kertaspembungkus makanan, plastik hitam atau bahan lainnya untuk menghindari
cahayasehingga dapat menghindari tumbuhnya lumur di dalam bak. Untuk
menghasilkangelembung oksigen dalam larutan, bisa menggunakan pompa akuarium.
Larutan bisadiganti secara teratur, misalnya setiap minggu, atau apabila
larutan turun dibawah ketinggian tertentu bisa diisi kembali dengan air atau
larutanbernurtrisi yang baru.
Teknik Larutan Alir
Ini adalah suatu cara bertanam hidroponik yang
dilakukan dengan mengalirkanterus menerus larutan nutrisi dari tangki besar
melewati akar tanaman. Teknikini lebih mudah untuk pengaturan karena suhu dan
larutan bernutrisi dapatdiatur dari tangki besar yang bisa dipakai untuk ribuan
tanaman. Salah satuteknik yang banyak dipakai dalam cara Teknik Larutan Alir
ini adalah tekniklapisan nutrisi (nutrient film technique) atau dikenal sebagai
NFT, teknik inimenggunakan parit buatan yang terbuat dari lempengan logam tipis
anti karat, dantanaman disemai di parit tersebut.
Di sekitar saluran parit tersebut dialirkanair
mineral bernutrisi sehingga sekitar tanaman akan terbentuk lapisan tipisyang
dipakai sebagai makanan tanaman. Parit dibuat dengan aliran air yangsangat
tipis lapisannya sehingga cukup melewati akar dan menimbulkan lapisannutrisi
disekitar akar dan terdapat oksigen yang cukup untuk tanaman.
Teknik Agregat Media
Teknik ini menggunakan media tanam berupa
kerikil, pasir, arang sekam, batubata, dan media lainnya yang disetrilkan
terlebih dahulu sebelum dipergunakanuntuk mencegah adanya bakteri di media.
Pemberian nutrisi dilakukan denganteknik mengairi media tersebut dengan pipa
dari air larutan bernutrisi yangditampung dalam tangki atau tong besar.
2.4. Beberapa Faktor Penting yang Harus Diperhatikan
Larutan Nutrisi, harus memperhatikan jumlah dan
unsur pH yang sesuai. UnsurpH berkisar 5,5 hingga 7,5. Larutan nutrisi ini
mengandung konsentrasi N, P, K,Ca, Mg, S, dalam jumlah yang besar, sedangkan
unsur Fe, Mn, Zn, Cu, B, Mo, danCl dalam jumlah yang kecil. Larutan hara dibuat
dengan cara melarutkan garam-garampupuk dalam air. Berbagai garam jenis pupuk
dapat digunakan untuk larutan hara,pilihan biasanya atas harga dan kelarutan
garam pupuk tersebut.Media Tanam, antara lain terdiri dari batu bata, pasir,
kerikil, arangsekam, spons, batu apung, dll.
Air, harus diperhatikan kualitas air yang
dipergunakan, tingkat salinitastidak melebihi 2500 ppm dan nilai EC tidak lebih
dari 6,0 mmhos/cm. Air tidakboleh mengandung terlalu banyak unsur logal berat.
Oksigen, memegang peranan penting dalam
hidroponik. Kekurangan oksigen akanmenyebabkan dinding sel sulit untuk
ditembus, sehingga tanaman akan kekuranganair. Dengan demikian tanaman akan
cepat layu karena larutan tidak mengandungoksigen. Pemberian oksigen ke dalam
larutan dapat melalui gelembung udaraseperti pompa air gelembung yang dipakai
akuarium, penggantian larutan nutrisisecara rutin, membersihkan atau mencabut
akar tanaman yang terlalu panjang, danmemberikan lubang ventilasi pada tempat
penanaman.
2.5. Prospek Usaha Tanaman Hidroponik
Berbicara tentang usaha dalam bidang hidroponik
tidak terlepas dari jasa Bp.Bob Sadino yang dapat dianggap sebagai orang
pertama yang memperkenalkan sistimbercocok tanam sayur hidroponik di Indonesia.
Sayuran hidroponik mulaidiperkenalkan oleh Bob Sadino di supermarket KemChick
pada sekitar tahun 90-an.Sekarang, sayur hydroponik dapat dibeli di beberapa
supermarket terkenal. Hargasayur hidroponik dipasang dengan 4 hingga 5 kali
lebih mahal daripada hargasayur biasa di pasar tradisional. Namun, karena
sayuran hidroponik terbebasdari pemakaian pestisida, proses tanam hingga panen
yang berhigenitas tinggi, lebihsegar, dan packaging yang lebih baik, sehingga
sayuran hidroponik yang dijualdi beberapa supermarket selalu cepat terjual
habis.
Dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat
akan gerakan vegan/vegetarian dalam mengatasi permasalahan pemanasan global,
tentunya permintaan sayuran dan buah-buahan yang berasal dari proses yang ramah
lingkungan akan menjadi permintaan utama dalam daftar konsumsi mereka.
Karena terbatasnya persediaan, dan makin
tingginya permintaan sayuran jenishidroponik ini sehingga peluang bisnis yang
ramah lingkungan ini cukup baikuntuk digeluti oleh para pengusaha dalam skala
yang besar, termasuk peluangekspor ke pasar negara tetangga yang permintaannya
sangat tinggi, seperti Singapura dan Malaysia.
Dari beberapa referensi yang diperoleh, biaya
investasi untuk penanaman hidroponik secara komersial dengan skala kecil untuk
luas tanah sekitar 100 m2sekitar Rp 150 juta untuk pembuatan bak tanaman, bak
penampung air, pipasaluran air, media , cairan larutan, dan bibit tanaman.
Pengembalian investasinya sekitar Rp 500 juta hingga Rp 750 juta per tahun.
Suatu peluang usaha yang pantas untuk digeluti !
2.6. Teknik Budidaya Sayuran secara Hidroponik
A. Media
Media hidroponik yang baik memiliki pH yang
netral atau antara 5.5 -6.5. Selain itu media harus porous dan dapat
mempertahankan kelembaban. Media yang digunakan dapat dibedakan menjadi dua
berdasarkan tahap pertumbuhan tanaman :
• Media untuk persemaian atau pembibitan
Untuk persemaian dapat digunkan media berupa
pasir halus, arang sekam atau rockwool. Pasir halus sering digunakan karena
mudah diperoleh dan harganya murah, namun kurang dapat menahan air dan tidak
terdapat nutrisi di dalamnya. Media yang biasa digunakan adalah campuran arang
sekam dan serbuk gergaji atau serbuk sabut kelapa.
• Media untuk tanaman dewasa
Media untuk tanaman dewasa hampir sama dengan
media semai, yaitu pasir agak kasar, arang sekam, rockwool dan lain-lain. Media
yang ideal adalah arang sekam. Keuntungannya adalah kebersihan dan sterilitas
media lebih terjamin bebas dari kotoran maupun organisme yang dapat mengganggu
seperti cacing, kutu dan sebagainya yang dapt hidup dalam pasir. Media arang
sekam bersifat lebih ringan namun lebih mudah hancur, penggunaannya hanya dapat
untuk dua kali pemakaian. Arang sekam dapat dibeli di toko-toko pertanian atau
membuat sendiri.
B. Benih
Pemilihan benih sangat penting karena
produktivitas tanaman teranganutng dari keunggulan benih yang dipilih. Periksa
label kemasan benih, yaitu tanggal kadaluarsa, persentase tumbuh dan kemurnian
benih. Pemilihan komoditas yang akan ditanam diperhitungkan masak-masak
mengenai harga dan pemasarannya. Contoh sayuran eksklusif yang mempunyai nilai
jual di atas rat-rata adalah tomat Recento, ketimun Jepang, Melon, parika,
selada, kailan, melon dan lain-lain.
C. Peralatan Budidaya Hidroponik
Peralatan yang diperlukan adalah :
Wadah semai, bisa menggunakan pot plastik,
polybag kecil, bak plastik, nampan semai, atau kotak kayu.
Wadah tanaman dewasa, umumnya digunakan polybag
berukuran 30-40 cm dengan lobang secukupnya untuk mengalirkan kelebihan air
saat penyiraman.
- Kertas tissu/koran basah untuk menjaga
kelembaban
- Ayakan pasir untuk mengayak media semai
- Handsprayer untuk penyiraman
- Centong pengaduk media
- Pinset untuk mengambil bibit dari wadah semai
- Polybag ukuran 5 kg untuk penanaman transplant
- Benang rami (seperti yang sering digunakan
tukang bangunan) untuk mengikat tanaman
- Ember penyiram
D. Pelaksanaan
• Persiapan media semai
Sebelum melakukan persemaian, sempuran media
semai diaduk dahulu secara merata.
• Persemaian tanaman
• Persemaian benih besar
Untuk benih yang berukuran besar seperti benih
melon dan ketimun, sebaiknya dilakukan perendaman di dala air hangat kuku
selama 2-3 jam dan langsung ditanamkan dalam wadah semai yang berisi media dan
telah disiram dengan air. Benih diletakkan dengan pinset secara horisontal 4-5
mm dibawah permukaan media. Transplanting bibit dari wadah semai ke wadah yang
lebih besar dapat dilakukan ketika tinggi bibit sekitar 12-15 cm (28-30 hari
setelah semai).
• Persemaian benih kecil
Untuk benih berukuran kecil seperti tomat,
cabai, terong dan sebagainya cara persemaiannya berbeda dengan benih besar.
Pertama siapkan wadah semai dengan media setebal 5-7 cm. Di tempat terpisah
tuangkan benih yang dicampurkan dengan pasir kering steril secukupnya dan
diaduk merata. Benih yang telah tercampur dengan pasir ditebarkan di atas
permukaan media semai secara merata, kemudian ditutup dengan media semai
tipis-tipis (3-5 mm). Setelah itu permukaan wadah semai ditutup dengan kertas
tisu yang telah dibasahi dengan handsprayer kemudian simpan di tempat gelap dan
aman.Wadah semai sebaiknya dikenakan sinar matahari tip pagi selama 1-2 jam
agar perkecambahan tumbuh dengan baik dan sehat. Setelah benih mulai
berkecambah, kertas tisu dibuang.
Setelah bibit mencapai tinggi 2-3 cm dipindahkan
ke dalam pot/polybag pembibitan.
• Perlakuan semai
Bibit kecil yang telah berkecambah di dalam
wadah semai perlu disirami dengan air biasa. Penyiraman jangan berlebih, karena
dapat menyebabkan serangan penyakit busuk.
• Pembibitan
Setalah bibit berumur 15-17 hari (bibit yang
berasal dari benih kecil) perlu dipindahkan dari wadah semai ke pot/polybag
pembibitan agar dapat tumbuh dengan baik. Caranya adalah dengan mencabut
kecambah di wadah semai (umur 3-4 minggu setelah semai) secara hati-hati dengan
tangan agar akar tidak rusak kemudian tanam pada lubang tanam yang telah dibuat
pada pot/polybag pembibitan.
• Transplanting/pindah tanam
Sebelum dilakukan pindah tanam, perlu dilakukan
persiapan media tanam, yaitu dengan mengisikan media tanam ke polybag. Sebaiknya
pengisian dilakukan di dekat lokasi penanaman di dalam green house agar
sterilitas media tetap terjaga.
Setelah wadah tanam siap dan dibuatkan lubang
tanam, maka transplanting siap dilakukan. Transplanting dilakukan dengan
membalikkan pot pembibitan secara perlahan-lahan dan menahan permukaannya
dengan jemari tangan (bibit dijepit diantara jari telunjuk dan jari tengah).
Jika pada pembibitan digunakan polybag, maka cara transplanting bisa dilakukan
dengan memotong/menggunting dasar polybag secara horisontal.
• Penyiraman
Penyiraman dilakukan secara kontinu, dengan
indikator apabila media tumbuh dipegang dengan tangan terasa kering. Meida
tanam hidroponik bersifat kering sehingga penyiraman tanaman jangan sampai
terlambat. Jenis dan cara penyiraman adalah sebagai berikut:
- Penyiraman manual
Penyiraman dilakukan dengan handsprayer,
gembor/emprat atau gayung. Cara penyiramannya adalah sebagai berikut
:
o Pada masa persemaian
Cara penyiraman untuk benih berukuran kecil
cukup dengan handsprayer 4-5 kali sehari untuk menjaga kelembaban media. Untuk
benih berukuran besar digunakan gembor/emprat berlubang halus atau tree
sprayer.
o Pada masa pembibitan
Penyiraman dilakukan dengan gembor dilakukan
sebanyak 5-6 kali sehari dan ditambahkan larutan encer hara.
o Pada masa pertumbuhan dan produksi
Penyiraman dilakukan dengan memeberikan 1.5-2.5
l larutan encer hara setiap harinya.
o Penyiraman otomatis
Penyiraman dapat dilakukan dengan Sprinkle
Irrigation System dan Drip Irrigation System, yaitu sistem penyiraman semprot
dan tetes . Sumber tenaga berasal dari pompa.
• Perawatan Tanaman.
Perawatan tanaman yang perlu dilakukan antara
lain adalah :
- Pemangkasan
- Pemangkasan dilakukan untuk membuang cabang
yang tidak dikehendaki, tunas air, atau cabang yang terkena serangan penyakit.
Pemangkasan dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman.
Misal pada tomat recento hanya dipelihara satu batang utama untuk produksi.
- Pengikatan
- Tanaman yang telah berada di wadah tanam
selama 7 hari memerlukan penopang agar dapat berdiri tegak sehingga tanaman
dapat tumbuh rapi dan teratur. Penopang tersebut diberikan dengan cara mengikat
tanaman dengan tali (benang rami).
- Penjarangan bunga (pada sayuran buah)
- Penjarangan bunga perlu dilakukan agar pertumbuhan
buah sama besar. Namun hasil penelitian penjarangan bunga pada ketimun Gherkin
tidak menunjukkan hasil yang berbeda dengan perlakuan tanpa penjarangan bunga.
- Pengendalian hama dan penyakit
- Pengendalian dapat dilakukan baik secara
manual maupun dengan pestisida.
• Panen dan Pasca panen
Pemanenan
Dalam pemanenan perlu diperhatikan cara
pengambilan buah/ hasil panen agar diperoleh mutu yang baik, misalnya dengan
menggunakan alat bantu pisau atau gunting panen. Cara panen yang benar dan
hati-hati akan mencegah kerusakan tanaman yang dapat mengganggu produksi
berikutnya.
Kriteria panen masing-masing jenis sayuran
berlainan satu sama lainnya dan tergantung dari pasar. Makin besar buah belum
tentu makin mahal/laku, malah termasuk kriteria buah afkir sehingga waktu panen
yang tepat dan pengawasan pada proses produksi perlu diperhatikan.
• Penanganan pasca panen
Pemasaran produk hasil budidaya hidroponik
sangat dipengaruhi oleh perlakuan pasca panen. Standar harga penjualan produksi
tergantung dari menarik atau tidaknya produk yang dihasilkan, terutama dilihat
dari penampilan produk (bentuk, warna, dan ukuran). Perlakuan pasca panen
sangat penting karena kualitas produk tidak semata-mata dari hasil produksi
saja, melainkan sangat tegantung dan ditentukan oleh penanganan pasca panen,
kemasan, sistem penyusunan, metode pengangkutam maupun selektivitas produk.
Kerusakan produk dapat dikurangai dengan penanganan pasca panen yang tepat
sehingga diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah pada produk yang dijual.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. Kesimpulan
Hidroponik adalah suatu metode bercocok tanam
tanpa menggunakan media tanah, melainkan dengan menggunakan larutan mineral
bernutrisi atau bahan lainnya yang mengandung unsur hara seperti sabut kelapa,
serat mineral, pasir, pecahan batubata, serbuk kayu, dan lain-lain sebagai
pengganti media tanah. Terdapat dua teknik utama dalam cara bercocok tanam
hidroponik. Yang pertama menggunakan larutan dan satunya menggunakan
media.
Beberapa Faktor Penting yang Harus Diperhatikan
larutan nutrisi, media, dan oksigen. Prospek usaha dengan menggunakan teknik
budidaya hidroponik ini sangat bagus sekali, jika teknik yang dijalankan sesuai
dan benar, karena semakin tingginya permintaan sayuran yang berkualitas tinggi
di kalangan kita saat ini.
3.2 Saran
a. Penulis menyarankan kepada pembaca, bahwa
teknik budidaya secara hidroponik ini sangat bagus jika diterapkan dalam
penanaman tanaman, karena bisa kita lakukan
dimanapun.
b. Penulis menyarankan, pembaca jangan memandang
mahal dahulu, karena hasil yang didapatkan bisa mencapai 5 kali lipat dari
modal yang ditanamkan.
DAFTAR PUSTAKA
“Hidroponik”, http://id.wikipedia.org/wiki/Hidroponik, diakses pada 24 Februari 2022
“Hidroponik”, http://anekaplanta.wordpress.com/2007/12/21/hidroponik/, diakses pada 24 Februari 2022
“Teknik Budidaya Sayuran secara
Hidroponik” http://ayobertani.wordpress.com/2009/04/17/teknik-budidaya-sayuran-secara-hidroponik/, diakses pada 24 Februari 2022
“Pengertian dan Penjelasan Tanaman Hidroponik, http://www.g-excess.com/4457/pengertian-dan-penjelasan-tanaman-hidroponik/, diakses pada 24 Februari 2022
“Tanaman Hidroponik”, http://sumansutra.wordpress.com/tanaman-hidroponik/, diakses pada 24 Februari 2022
“Teknik Budidaya Sayuran secara
Hidroponik”, http://agrotek.utm.ac.id/component/content/article/46-berita-terkini/130-teknik-budidaya-sayuran-secara-hidroponik.html, diakses pada 22 Februari 2022
“Tanaman Hidroponik”, http://blog.ub.ac.id/mauidzotuss/2011/12/04/tanaman-hodroponik/, diakses pada 22 Februari 2022
0 Komentar