Ilustrasi logo PMII |
Permasalahannya Nahdliyin lebih menyukai amaliyah individual. Hal tersebut berdampak pada aktivitas sosial keagamaan warga NU yang menjadi kendur. Padahal warga NU mempunyai basis massa yang besar.
Massa yang besar membutuhkan pengelolaan SDM yang tertata. Maka dari itu, organisasi yang menjadi lembaga dan banom NU juga harus punya ranah bergerak yang berbeda-beda.
Karena selama ini yang menjadi persoalan banom NU tidak memiliki segmentasi bergerak yang tertata. Sering ditemukan kesan tumpang tindih yang dilakukan organisasi-organisasi NU.
Contohnya, kegiatan yang digelar oleh Ansor dan IPNU yang sering mempunyai kesamaan gerakan yang sama. Misalnya, kegiatan tahlilan, manaqiban, ziarah wali, dan pengajian.
Belum lagi IPPNU, Fatayat, dan Muslimat NU yang mempunyai kegiatan sama. Bukan berarti tidak menyukai kegiatan positif dari yang digelar organisasi tersebut. Melainkan, identitas organisasinya menjadi hilang. Apalagi melakukan hal tersebut.
Kalau memang tidak ada Inovasi yang diberikan lebih baik menjadi satu organisasi saja. Tidak perlu memerlukan banom-banom.
Mungkin, yang bisa dilakukan oleh banom-banom NU adalah membuat segmentasi yang jelas. Hal tersebut meliputi kegiatan apa yang dilaksanakan, kepada siapa kegiatan itu dituju, dan apa dampaknya untuk NU.
Kiranya perlu ada forum khusus yang mengumpulkan pentolan setiap organisasi-organisasi banom NU tersebut. Agar warga NU lebih sejahtera dan terberdayakan.
Tulisan ini merupakan resume yang digunakan untuk memenuhi tugas selama mengikuti PKL PMII Blitar Raya
0 Komentar