Keberadaan media untuk NU untuk edukasi publik membutuhkan dukungan dari jajaran pengurus di tingkat pusat maupun ranting. Hal itu guna menyingkronkan keputusan-keputusan yang sudah diambil.
Sangatlah aneh apabila NU sebagai ormas Islam terbesar pengaruhnya terhadap masyarakat malah sedikit. Bahkan, tidak mempunyai pengaruh sama sekali untuk masyarakat.
Oleh karena itu, sosial media ataupun portal website harus dimaksimalkan perannya untuk media edukasi publik. Dengan begitu, pengaruh NU untuk masyarakat lebih kentara, tanpa harus menggunakan metode edukasi secara tatap muka langsung.
Zaman sudah berubah, apabila warga NU tidak bisa menyesuaikan diri, maka akan tergilas oleh zaman. Informasi yang serba cepat, menuntut para konsumen informasi harus beradaptasi secepat mungkin.
Hal tersebut senda seperti yang disebutkan oleh Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) H Juri Ardiantoro, seperti dikutip dari uninus.ac.id (31/10/2020). Ia menyebut kesadaran teknologi informasi agar manusia tak tergilas perubahan zaman sangatlah penting.
Menurutnya, kesadaran yang tinggi atas setiap masalah yang ada pada teknologi informasi harus ada pada benak kalangan muda NU. Apabila kesadaran sudah kuat, perkembangan informasi akan menjadi sesuatu yang amat penting.
Saat media NU menjadi rujukan utama umat Islam dalam mengonsumsi informasi, maka dapat dipastikan keberadaan NU akan semakin dibutuhkan. Setiap produk medianya akan menjadi jawaban permasalahan di masyarakat.
Pertanyaannya, media NU mengikuti tren yang ada di masyarakat atau membuat gaya tersendiri tanpa mengikuti tren? Jika ingin berperan berpengaruh dalam edukasi masyarakat, media NU harus menyesuaikan tren yang sedang terjadi.
Contohnya, tren TikTok sedang ramai menjadi bahasan utama. Maka, media NU juga harus ikut andil di dalamnya, dengan cara membuat produk edukasi pada media TikTok tersebut, agar tetap laku dikonsumsi masyarakat. Begitu juga pada tren-tren yang lain.
Apabila suatu media tidak mengikuti tren yang ada di masyarakat, media tersebut akan ditinggal konsumennya. Saat konsumen menurun, tingkat kepercayaan pun juga menurun. Jika sudah begitu, maka media NU sebagai sarana edukasi tidak dapat difungsikan.
Tulisan ini merupakan tugas untuk Kelasa Jurnalistik NU Online
0 Komentar