Dari sekian banyak sumber sejarah yang menguak turunnya presiden Gus Dur, seringkali menyudutkan Gus Dur sebagai orang yang salah. Ihwal yang paling mudah diingat dari sosok yang lahir dengan nama Abdurrahman ad-Dakhil adalah lelucon-leluconnya yang sering menimbulkan kontroversi.
Terlepas dari itu, dirinya adalah sosok luar biasa dalam banyak hal. Misalnya, pengetahuannya sangat luas, berbagai macam rumpun ilmu dikuasai--hemat saya : kosmopolitan. Tidak ada yang menyangka bahwa pria yang mengalami ketidak sempurnaan dalam penglihatan ini bisa menjadi seorang presiden. Meskipun dalam perjalanannya penuh dengan intrik.
Melalui buku yang ditulis oleh Virdika Rizky Utama, seorang pembaca akan mengetahui bagaimana masa masa Orde Baru runtuh hingga Gus Dur turun dari jabatan presiden. Hal yang tidak pernah diduga-duga pasti akan diketahui. Siapa sangka seorang penulis buku Menjerat Gus Dur bisa menemukan dokumen-dokumen rahasia yang dibuang pada tempat sampah di kantor Golkar.
Dari dokumen itulah ia mulai mengusut proses-proses sebelum Gus Dur dimakzulkan. Mulai dari proses Gus Dur naik menjadi presiden yang didukung oleh poros tengah dan Golkar, kemudian Gus Dur yang tidak mau disetir oleh parpol-parpol yang lain, serta yang paling tragis, Gus Dur diturunkan dengan cara inkonstitusional.
Selain melampirkan dokumen di dalam buku, mas Virdika juga melakukan wawancara dengan sejumlah pihak yang disebutkan dalam dokumen tersebut. Namun tidak semua narasumber berani terbuka.
Selain itu, tidak semua narasumber berani namanya diperlihatkan. Ada beberapa halaman yang hanya menyertakan dengan inisial x, pada narasumber yang diwawancarai. Tentu ini membuktikan betapa rawannya mengungkapkan sesuatu yang mengancam kepentingan orang lain.
Tercatat ada sejumlah nama yang sering disebut dalam buku itu, nama-nama politisi Golkar dan alumni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) paling sering disebut dalam buku.
Sebut saja, Amien Rais, Fuad Bawazier, Hamdan Zoelva, Akbar Tandjung, Ginanjar Kartasasmita, Jusuf Kalla. Dapat dikatakan rencana penurunan Gus Dur dilakukan secara terstruktur.
Akan tetapi tidak semua alumni HMI punya pemikiran serupa. Ada sosok seperti Nurcholish Majid dan Mahfud MD yang masih memberikan dukungan kepada Gus Dur.
Pihak TNI dan Polri pun, yang baru saja dipisahkan juga mempunyai sangkut paut dalam kasus pemakzulan Gus Dur.
Terlepas dari siapa yang patut disalahkan dalam singkatnya periode Gus Dur menjadi presiden, usaha yang dilakukan Virdika Rizky Utama adalah bentuk pencarian bukti sejarah yang (sering) dikaburkan. Tidak dapat dipungkiri sejarah memang diciptakan oleh mereka yang menang. Sehingga, kebenaran yang dimiliki pihak kalah menjadi kabur.
Dalam menulis buku, ia mencoba menyajikannya secara objektif. Mencari konfirmasi dari pihak yang terkait secara langsung. Karakter yang ia miliki sebagai seorang jurnalis masih melekat. Referensi yang menjadi pijakan juga sangat banyak.
Secara keseluruhan buku ini sangat direkomendasikan bagi para penikmat sejarah yang ingin mengulik sejarah masa lalu. Semakin banyak sumber yang dipahami selain buku "Menjerat Gus Dur" sangat dianjurkan, sebagai bahan pembanding terhadap apa yang ditulis oleh Virdika Rizky Utama.
Judul : Menjerat Gus Dur
Penulis : Virdika Rizky Utama
Penerbit : PT Numedia Digital Indonesia Cetakan : III, Januari 2020
Tebal : 376 halaman
ISBN : 9786025242069
1 Komentar
Yang lebih penting dari politik adalah kemanusiaan.
BalasHapus