Life of Pi merupakan buku ketiga yang ditulis oleh Yann Martel. Buku ini menceritakan sosok anak yang bernama Pi. Ia mempunyai nama panjang Piscine Molitor Patel. Dirinya merupakan warga Negara India
Pi adalah anak kedua dari dua bersaudara. Kakaknya bernama Ravi.
Ayahnya mempunyai kebun binatang di Pondicherry. Kebun binatang milik ayahnya dihuni oleh berbagai satwa. DijelaskanSeperti halnya di alam bebas waktu terbaik untuk berkunjung adalah saat matahari terbit dan terbenam. Pada saat-saat itulah kebanyakan binatang mulai aktif.
Dalam buku Life of Pi dijelaskan, mengenai beberapa kebiasaan binatang. Seperti : burung unta adalah salah satu binatang paling berbahaya di kebun binatangnya. Karena tendangannya punggung seseorang bisa patah. Ada juga guinea pig yang masih liar, ketika memegangnya dengan tangan telanjang sama halnya dengan memegang pisau pada sisi tajamnya. Ayah Pi mempunyai bakat intuitif dan mata yang tajam. Ia bisa menebak apa yang ada dalam pikiran seekor binatang cukup dengan memandangnya.
Pi mempunyai rasa keingintahuan yang tinggi. Bahkan Karena rasa penasarannya, ia memeluk tiga agama : Hindu, Kristen, dan Islam. Pernah ketiga pemimpin agama tersebut saling berselisih paham mempertentangkan agama yang dianut oleh Pi. Baik pandita, pastor, dan imam mengatakan bahwa Pi telah memeluk agama yang masing-masing mereka anut.
Alasan Pi menganut ketiga adama adalah. Di dalam buku dituliskan "Mamaji punya dua paspor. India dan Perancis. Kenapa aku tidak bisa jadi Hindu, Kristen, dan Muslim?" (halaman 118)
Setelah hidup di India. Bersama keluarganya, Pi akan memulai hidup baru di Kanada. Kebun binatang Pondicherry dijual. Selain memastikan bahwa binatang binatang mempunyai masa depan yang bahagia, transaksi ini juga memungkinkan untuk pembiayaan kepindahan serta memberikan pemasukan yang baik.
Ada beberapa hewan akan dibawa masuk kapal untuk dibawa ke Amerika. Mereka akan menjadi warga negeri Paman Sam. Di dalam buku tidak disebutkan Binatang apa saja yang dibawa di atas kapal.
Pada tanggal 21 Juni 1977, dengan menumpang Tsimtsum, kapal perang Jepang berbendera Panama. Pi bersama keluarga dan beberapa hewan meninggalkan Madras untuk menuju benua Amerika.
Kapal yang digunakan bukanlah kapal yang mewah. Kapal itu hanya kapal barang yang kotor dan sudah banyak bekerja keras, tidak dirancang untuk membawa penumpang ataupun memberikan kenyamanan.
Saat berada di tengah perjalanan musibah datang. Kapal yang ditunggangi tenggelam. Suaranya seperti deguk logam raksasa. Berbagai objek bergelembung-gelembung di permukaan, lalu menghilang.
Sekoci berhasil diturunkan, Pi berhasil mendarat di atas koci bersama beberapa binatang. Ada si harimau yang bernama Richard Parker, zebra, hyena, dan orang utan. Sekoci itu berukuran : tinggi satu meter lebih sedikit, lebarnya dua setengah meter, dan panjangnya delapan meter.
Pi kebingungan. Tidak ada apa-apa selain laut dan langit. Sama seperti kalau kita berada di puncak gelombang besar. Jadi tidak melihat satupun anggota keluarga. Berbagai objek mengapung di air tapi tak satupun membawa harapan. Ia tidak melihat sekoci-sekoci yang lain.
Diantara empat binatang yang masih hidup. Terdapat satu binatang yang sangat rakus. Hyena. Binatang buruannya bukan hanya hewan yang sudah tua dan lemah. Melainkan juga hewan yang dewasa dan kuat juga diserang. Zebra merupakan korban pertama hyena di atas sekoci. Mangsanya dihabisi hingga mengenaskan.
Bahkan menurut cerita terkadang terjadi kanibalisme yang tidak disengaja di antara mereka sendiri. Hyena terlalu menikmati kesenangannya, hingga tidak merasa bersalah karena akan apapun.
Terdapat sebuah pernyataan besar, apa yang tidak bakal dimakan hyena. Mereka juga memakan kotoran binatang-binatang herbivora dengan nikmatnya. Sekarang di atas sekoci hanya tersisa Pi dan tiga hewan.
Terdapat sebuah hal yang membingungkan. Ekosistem di dalam sekoci ini jelas-jelas sangat membingungkan. Berhubung di alam liar hyena tutul dan orang utan tidak pernah bertemu—Sebab di Kalimantan tidak ada hyena, dan di Afrika tidak ada orang utan—tidak bisa diketahui bagaimana mereka akan saling bereaksi kalau ketemu. (halaman 181)
Keberadaan orang utan dalam bahaya. Terdapat dua predator yang siap menerkam yang sewaktu-waktu. Ada hyena si rakus dan Richard Parker si harimau bengal. Dari segi kemampuan orang utan hanya mempunyai keunggulan dalam hal kelincahan. Perlu diingat area orang utan juga terbatas. Luas sekoci tidak seluas hutan tempat tinggal aslinya.
Setelah terus-menerus dalam ancaman, akhirnya orang utan tewas diserang hyna. Jasadnya dicabik-cabik hingga habis, sebelum dimakan. Kini tinggal tiga makhluk yang berada di atas sekoci. Pi selaku manusia berada dalam ancaman besar. Begitu juga hyena dan harimau. Mereka dapat saling menghabisi nyawa satu sama lain.
Nasib malang dialami hyna, Richard Parker harimau bengal yang berumur tiga tahun berhasil membunuhnya. Kerakusannya tidak ada bandingannya dibandingkan kekuasaan yang dimiliki harimau. Seperti perlakuan yang dilakukan hyna kepada zebra maupun orang utan, yaitu dengan mencabik-cabik, Richard Parker juga melakukan hal serupa.
Kini tinggal Pi dan Richard Parker. Nyawa Pi berada di ujung tanduk. Tidak ada makanan lagi yang dimakan Richard Parker. Agar nyawanya tidak segera melayang, Pi memutuskan untuk mencari ikan untuk makan dirinya dan si harimau.
Rutinitas Richard Parker paling-paling hanyalah makan cuma minum dan tidur, tapi ada kalanya Dia bangkit juga dari bermalas-malasan dan berkeliaran di wilayahnya, memperdengarkan suara suara dan uring-uringan. (halaman 275)
Pakaian yang dikenakan Pi lambat laun hancur, menjadi korban matahari dan garam air laut.
Pi berhasil bertahan selama 227 hari di atas samudera. Kisah Pi berawal pada tanggal 2 Juli 1977 saat kapal Tsimtsum tenggelam, dan berakhir pada tanggal 14 Februari 1978.
Akhirnya setelah lama berada di lautan, Pi dan Richard Parker berhasil mencapai daratan— Meksiko. Pi berjalan susah payah berjalan sendirian ke pantai dan jatuh di pasir. Pi bukan hanya kehilangan keluarga tetapi juga Richard Parker yang menemaninya selama ini saat berada di atas sekoci.
Para pejabat Meksiko dan Kanada membuka pintu lebar-lebar bagi Pi, sehingga perjalananku dari pantai di Meksiko ke rumah ibu angkat dan ke ruang ruang kuliah Universitas Toronto merupakan satu jalan mulus yang panjang dan indah. (halaman 403)
Buku ini menceritakan kisah seorang anak yang sangat luar biasa. Meskipun dalam runtutan ceritanya ada beberapa tulisan yang kurang runtut. Terdiri dari seratus bab dan tiga chapter. Banyaknya bab membuat ceritanya terkesan terpotong-potong. Bab yang satu dengan sesudahnya ada beberapa yang tidak runtut ceritanya. Pada saat membaca kita serasa dibawa ke dalam adrenalin hidup bersama harimau di dalam sekoci.
Buku ini layak untuk dibaca, meskipun ada dua versi mengenai keberadaan hewan yang ada di atas sekoci. Cerita ini juga sudah difilmkan pada tahun 2012. This book is recommended.
Judul Buku : Life of Pi
Penulis : Yann Martel
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan : Kesembilan, 2017
Tebal : 448 halaman
ISBN : 9789792289008
0 Komentar