Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) merupakan organisasi mahasiswa yang berdiri pada 14 Maret 1964 di Yogyakarta. Organisasi tersebut didirikan sebagai wadah mahasiswa Muhammadiyah untuk berorganisasi.
Buku ini ditulis oleh dua orang yang pernah berkiprah dalam IMM yaitu : Makhrus Ahmadi dan Aminuddin Anwar. Buku ini ditulis dalam rangka memperingati 50 tahun kelahiran IMM.
"Genealogi Kaum Merah" menggambarkan arah gerakan kaum merah dalam hal ini IMM itu sendiri. Selain menggambarkan IMM dalam buku ini juga dituliskan mengenai Muhammadiyah sebagai organisasi keagamaan dan kemasyarakatan.
Dahulu, pada medio tahun 1960-an kaum merah sering dikaitkan dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) dan organisasi sayapnya : Consentrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia (CGMI). Namun, seiring dengan berdirinya IMM, merah bukan hanya identitas semata dari kedua organisasi tersebut. Berdirinya IMM sempat dikaitkan dengan kabar pembubaran Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Hal itu ditepis, sebab sebelum berhembus kabar bubarnya organisasi yang identik dengan warna hijau tersebut, IMM sudah ada wacana untuk didirikan. Selain itu, setelah IMM berdiri, banyak mahasiswa Muhammadiyah yang keluar dari HMI dan memilih bergabung dengan IMM.
Sebagai organisasi mahasiswa, IMM tidak dapat dilepaskan dari Muhammadiyah. Oleh sebab itu pada masa awal dibentuknya, hanya terdapat di kampus-kampus yang menjadi amal usaha Muhammadiyah. Seiring berjalannya waktu IMM berkembang pesat, hal itu dibantu dengan semakin banyaknya kampus Muhammadiyah yang dibangun.
Sebagai organisasi pergerakan, IMM mempunyai trilogi yaitu : Religiusitas, Intelektualitas dan Humanitas. Ketiga hal tersebut merupakan landasan yang sering digunakan kader-kader untuk bergerak.
Lagi, dalam tubuh IMM harus membangun lapisan kader yang mampu menjadi peta dalam mendistribusikan kader. Fungsi pendistribusiannya adalah menempatkan kader sesuai dengan kapasitas dan kemampuannya. Terdapat empat jenis kader dalam pendistribusiannya, mulai dari yang paling bawah dan jumlahnya yang paling banyak. Hingga yang paling atas yang jumlahnya sedikit. Keempat jenis tersebut (dimulai dari yang paling bawah) yaitu : kader aktivis, kader konseptor, kader pemikir dan kader ideolog.
Dalam buku ini juga dibahas mengenai dinamika historis, dinamika tersebut memiliki relasi yang saling terkait yaitu : Samiri (agamawan candu), Fir'aun (kekuasaan), Karun (finansial), Tentara (aparatus) dan Penyihir (birokrat atau politikus). Relasi tersebut saling menguatkan satu sama lain, atau tepatnya saling mengukuhkan kepentingan sehingga tercipta relasi yang saling menguntungkan.
Sedikit menyinggung mengenai Muhammadiyah. Organisasi tersebut berdiri pada Tahun 1912 oleh KH. Ahmad Dahlan. Sekarang, Muhammadiyah merupakan organisasi masyarakat Islam terbesar nomor dua setelah Nahdlatul Ulama' (NU). Muhammadiyah dianggap menganut paham Islam yang modern, dibandingkan dengan NU yang tradisional. Muhammadiyah menginginkan pemurnian terhadap ajaran Islam dari taqllid, bid'ah.
Selain itu Muhammadiyah berbeda dengan Wahabi. Dijelaskan dalam buku ini, Wahabi menjadi gerakan militan secara politik setelah bergabung dengan pendiri kerajaan Saudi Arabia–Muhammad Ibnu Sa'ud. Keduanya saling mendapatkan relasi saling menguntungkan. Bentuk pemahaman yang kaku dan tekstual. Satu pihak ingin melakukan pemurnian aqidah dengan cara yang kadang radikal dan kekerasan. Muhammadiyah dalam dakwahnya tidak menggunakan cara kekerasan.
Syahdan, buku ini sebenarnya diperuntukkan untuk kader-kader IMM yang sedang berproses di dalamnya. Namun, setelah saya membacanya buku ini dapat dibaca oleh semua kalangan. Terutama mahasiswa yang masih dalam tahap duduk di bangku kuliah. Saat membacanya kita akan dibawa saat awal mula Organisasi Muhammadiyah dan IMM berdiri hingga di era seperti saat ini. Terdapat beberapa tokoh terkenal yang juga dikaitkan dengan keberadaan dua organisasi yang tidak dapat dipisahkan tersebut. Baik itu orang Muhammadiyah maupun orang non Muhammadiyah.
Judul Buku : Genealogi Kaum Merah : Pemikiran dan Gerakan
Penulis : Makhrus Armadi dan Aminuddin Anwar
Penerbit : Rangkang Education dan MIM Indigenous School
Cetakan : Cetakan pertama Mei 2014
Hal : 278 halaman
0 Komentar